Selasa, 08 September 2015 - 15:17:52
Oleh Ilyas, TEROPONGSENAYAN
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -
Menjelang Idul Adha 1436 H, umat Islam di Tolikara tampaknya akan kembali
menemui persoalan. Ini setelah kelompok ekstrimis Gereja Injil di Indonesia
(GIDI) di Tolikara Papua membuat tiga syarat bagi umat Islam untuk melaksanakan
lebaran Idul Adha.
Kelompok GIDI ini tidak jera dengan
protes berbagai kalangan atas aksi intoleransi mereka saat umat Islam
melaksanakan shalat Idul Fitri pada Juli lalu. Bahkan sebagian kalangan
menyebut GIDI sebagai kelompok teroris. (Baca juga: PKI, Dalang di Balik Tragedi Tolikara?)
Tokoh Islam Karubaga, Kabupaten
Tolikara, Ustaz Ali Muchtar mengungkapkan bahwa dalam pertemuan dengan sejumlah
tokoh agama, pejabat pemerintah dan aparat keamanan di Tolikara, pihak GIDI
memberikan tiga syarat.
Pertama, mereka minta nama baik GIDI
dibersihkan. Alasannya karena pihak GIDI mengaku sejak meletusnya Tragedi
Tolikara pada saat perayaan Idul Fitri lalu, nama GIDI menjadi kurang baik.
"Kedua, GIDI minta dua
tersangka yang ditangkap oleh Polda Papua segera dibebaskan,” ujar Ustaz Ali
seperti dilansir kiblat.net akhir pekan lalu.
Ketiga, GIDI minta kasus ini
diselesaikan secara adat, tidak menggunakan hukum positif. (Baca juga: Terungkap,
Acara GIDI di Tolikara yang Dihadiri Pendeta Israel Ilegal)
“Jika ketiga hal itu dipenuhi,
barulah kaum Muslimin bisa berlebaran. Tapi jika tidak dipenuhi maka mereka tak
bisa memberikan jaminan,” ujar Ustaz Ali.
Kendati demikian, Ustaz Ali
menegaskan, Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan meminta agar pihak GIDI
menghormati bahwa dalam Tragedi Tolikara semua sama di mata hukum. Sehingga,
hukum positif tetap berjalan sebagaimana mestinya. (iy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar