September 6, 2015 | Berita
Djoko mengungkap hal semacam itu waktu menghadiri acara Mahkamah Intelektual akhir minggu lantas. Pada acara itu tersingkap tempat Taman BMW sejumlah seputar Rp 735 miliar di Jakarta utara itu sudah jadi bancakan penguasa serta pengembang.
“Saya mensupport lahir batin atas gerakan Mahkamah intlektual. Mengapa? Lantaran kedaulatan rakyat dimanipulasi. Ini sangatlah memprihatinkan, ” tutur Djoko Santoso waktu memberi respon pada acara itu.
Padahal, lahan taman BMW yaitu tempat fasos/fasum yang menjadi kewajiban pengembang untuk orang-orang. Namun yang terjadi sertifikat tempat Taman BMW yang diserahkan pengembang ternyata ‘bodong’ bahkan juga masih tetap bersengketa.
Praktik seperti inilah yang dinilai Djoko bahwa penguasa merekayasa kedaulatan rakyat. Penguasa memakai kekuasaan untuk mengelabuhi rakyat untuk kebutuhan ekonomi ataupun politik.
Seirama dengan Djoko Santoso, Bursah Zarnubi menilainya sekarang ini negara telah dalam posisi dirampok oleh beberapa pengembang. Karena, dengan kemampuan dana serta pengaruhnya, pengembang dapat bikin beberapa petinggi tidak berkutik.
“Negara telah dirampok oleh pengembang. Saya menekan aparat TNI serta Polri tak bisa berpihak terkecuali pada rakyat, ” tutur Bursah Zarnubi, aktivis yang juga ada pada acara itu. Dia juga mengutuk aksi Ahok yang sewenang-wenang.
Tokoh Malari Hariman Siregar bahkan juga mengungkap sekarang ini telah tak ada lagi ketentuan hukum (rule of law). Pasalnya seluruhnya ketentuan ditabrak oleh beberapa penguasa untuk menjaga kekuasaan serta duit.
“Demokrasi telah dibajak serta yang layak jadi pemimipin yang memperoleh restu dari grup yang memiliki modal. Ini yang berlangsung dengan masalah tempat Taman BMW, ” tutur Hariman sembari mengajak memperluat gerakan orang-orang sipil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar